NAMA : RIZKI SEPTA
ANUGRAH
KELAS : 2EB05
NPM : 27213941
KELAS : 2EB05
NPM : 27213941
BAB III
UCAPAN DAN EJAAN
UCAPAN DAN EJAAN
A.
Ucapan
Bahasa Indonesia bagi sebagaian besar penutunnya adalah bahasa kedua, para penutur yang Berbahasa Indonesia, Bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa yang mereka kuasai Sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh itu Dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan.
Bahasa Indonesia bagi sebagaian besar penutunnya adalah bahasa kedua, para penutur yang Berbahasa Indonesia, Bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa yang mereka kuasai Sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh itu Dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan.
a.
Ejaan
1. pengantar
Ejaan penting sekali artinya dalam kaitannya dengan pengunaan bahasa Indonesia produktif tulis. Dalam tulis-menulis orang tidak hanya dituntut untuk dapat menyusun kalimat dengan baik, memilih kata yang tepat, melainkan juga mengeja kata kata dan kalimat tersebut sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam surat-surat Pribadi dan kalimat catatan harian misalnya, ketaatan dalam EYD tidak mutlak. Dalam karangan ilmiah, dalam makalah, dan dalam surat-surat perjanjian, kaidah ejaan harus betul betul ditaati
2. Penulisan huruf kapital
Sudah kita ketahui bahwa huruf capital digunakan untuk mengamati kalimat yang baru. Di samping itu huruf capital digunakan sebagai huruf awal pada nama diri. Ucapan langsung juga diawali dengan kapital .
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama yang berhubungan dengan nama T uhan dan K itab Suci. Untuk Tuhan kata gantinya pun ditulis dengan huruf kapital.
Contoh : Semoga Dia tidak melupakan hamba-Nya
Hanya Engkaulah yang kami sembah
Dalam katanya dengan nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau keagamaan, juga ditulis dengan huruf kapital .
Contoh: Nabi Ibrahim
Haji Agus Salim
Sultan Hasanudin
Tentu saja terpisah dari nama diri, dalam pengetian umum, huruf-huruf tersebut ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: Dia baru saja diangkat menjadi sultan
Tahun ini dia pergi naik haji.
Nama jabatan juga ditulis diawal dengan huruf kapital apabila dikaitkan dengan nama instansi atau nama daerah sebagai pengganti nama diri.
Contoh: Gubernur DKI Jakarta
Rektor Univrsitas Gunadarma
Nama diri atau nama lembaga yang terdiri atas beberapa kata, kata-kata tersebut diawali dengan huruf kapital kecuali kata tersebut berupa kata tegas.
Contoh : Amir Hamzah, Halim Perdana K usuma, Sapardi Djoko Damono
Nama lembaga contohnya : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kata kata yang harus digunakan dalam pengertian dalam khusus harus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata-kata dengan pengertian umum ditulis dengan huruf kecil. Kata presiden, gubernur, universitas, atau, fakultas misalnya, dalam pengertian umum ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: Suatu Negara yang berbentuk republic itu dikepalai oleh seseorang presiden.
1. pengantar
Ejaan penting sekali artinya dalam kaitannya dengan pengunaan bahasa Indonesia produktif tulis. Dalam tulis-menulis orang tidak hanya dituntut untuk dapat menyusun kalimat dengan baik, memilih kata yang tepat, melainkan juga mengeja kata kata dan kalimat tersebut sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam surat-surat Pribadi dan kalimat catatan harian misalnya, ketaatan dalam EYD tidak mutlak. Dalam karangan ilmiah, dalam makalah, dan dalam surat-surat perjanjian, kaidah ejaan harus betul betul ditaati
2. Penulisan huruf kapital
Sudah kita ketahui bahwa huruf capital digunakan untuk mengamati kalimat yang baru. Di samping itu huruf capital digunakan sebagai huruf awal pada nama diri. Ucapan langsung juga diawali dengan kapital .
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama yang berhubungan dengan nama T uhan dan K itab Suci. Untuk Tuhan kata gantinya pun ditulis dengan huruf kapital.
Contoh : Semoga Dia tidak melupakan hamba-Nya
Hanya Engkaulah yang kami sembah
Dalam katanya dengan nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau keagamaan, juga ditulis dengan huruf kapital .
Contoh: Nabi Ibrahim
Haji Agus Salim
Sultan Hasanudin
Tentu saja terpisah dari nama diri, dalam pengetian umum, huruf-huruf tersebut ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: Dia baru saja diangkat menjadi sultan
Tahun ini dia pergi naik haji.
Nama jabatan juga ditulis diawal dengan huruf kapital apabila dikaitkan dengan nama instansi atau nama daerah sebagai pengganti nama diri.
Contoh: Gubernur DKI Jakarta
Rektor Univrsitas Gunadarma
Nama diri atau nama lembaga yang terdiri atas beberapa kata, kata-kata tersebut diawali dengan huruf kapital kecuali kata tersebut berupa kata tegas.
Contoh : Amir Hamzah, Halim Perdana K usuma, Sapardi Djoko Damono
Nama lembaga contohnya : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kata kata yang harus digunakan dalam pengertian dalam khusus harus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata-kata dengan pengertian umum ditulis dengan huruf kecil. Kata presiden, gubernur, universitas, atau, fakultas misalnya, dalam pengertian umum ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: Suatu Negara yang berbentuk republic itu dikepalai oleh seseorang presiden.
Suatu provinsi dikepalai oleh seorang gubernur
Dalam pengertian khusus kata-kata
tersebut diawali dengan huruf kapital.
Misalnya : Presiden Republik Indonesia akan melawat ke luar negri.
Ia diterima menjadi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gundarma Tahun
kuliah 2003/2004.
Nama diri yang kemudian menjadi nama jenis, tidak perlu ditulis dengan huruf capital.
Misalnya : Presiden Republik Indonesia akan melawat ke luar negri.
Ia diterima menjadi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gundarma Tahun
kuliah 2003/2004.
Nama diri yang kemudian menjadi nama jenis, tidak perlu ditulis dengan huruf capital.
Contoh : Ayah membeli mesin diesel
A dik gemar sekali pisang ambon
Berapa harga seikat rambutan aceh?
Ibu membeli garam inggris.
A dik gemar sekali pisang ambon
Berapa harga seikat rambutan aceh?
Ibu membeli garam inggris.
Nama diri
yang biasanya diawali huruf capital itu juga ditulis dengan huruf kecil apabila
diapit dengan awalan atau akhiran.
Contoh : Ucapan keingris-ingrisan.
Contoh : Ucapan keingris-ingrisan.
b. Huruf Tebal dan huruf Miring
Contoh: Tata Bahasa Baku Indonesia
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Contoh penulisan nama majalah:
Pengajaran Bahasa dan Sastra
Pembinaan Bahasa Indonesia
Hukum dan Keadilan
Judul naskah yang belum diterbitkan sebagai buku seperti naskah skripsi, tesis, atau Cukup dituis dalam tanda petik
Contoh : “E jaan yang benar dalam bahasa Indonesia”
“F rase N ominal dalam bahasa Indonesia”
Judul-Judul tersebut kalau dicetak ditulis dengan huruf miring.
Contoh : “Ejaan yang Benar dalam bahasa Indonesia “.
“Frase Bilangan dalam bahasa Indonesia”.
Judul Karangan yang dimuat dalam majah atau dalam buku kumpulan karangan, atau judul satu bab dari suatu buku yang harus ditulis dengan huruf miring. kalau diketik atau ditulis tangan di antara tanda petik.
Contoh: Karangan Djoko Kencono yang berjudul “penyempurnaan Ejaan
Bahasa Indonesia” dimuat dalam buku bahasa dan kesustraan Indonesia
Sebagai cemin manusia Indonesia Baru.
Contoh: Tata Bahasa Baku Indonesia
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Contoh penulisan nama majalah:
Pengajaran Bahasa dan Sastra
Pembinaan Bahasa Indonesia
Hukum dan Keadilan
Judul naskah yang belum diterbitkan sebagai buku seperti naskah skripsi, tesis, atau Cukup dituis dalam tanda petik
Contoh : “E jaan yang benar dalam bahasa Indonesia”
“F rase N ominal dalam bahasa Indonesia”
Judul-Judul tersebut kalau dicetak ditulis dengan huruf miring.
Contoh : “Ejaan yang Benar dalam bahasa Indonesia “.
“Frase Bilangan dalam bahasa Indonesia”.
Judul Karangan yang dimuat dalam majah atau dalam buku kumpulan karangan, atau judul satu bab dari suatu buku yang harus ditulis dengan huruf miring. kalau diketik atau ditulis tangan di antara tanda petik.
Contoh: Karangan Djoko Kencono yang berjudul “penyempurnaan Ejaan
Bahasa Indonesia” dimuat dalam buku bahasa dan kesustraan Indonesia
Sebagai cemin manusia Indonesia Baru.
Huruf
miring juga dipergunakan untuk menegaskan atau menghususkan kata bagian kata
atau kelomok kata.
Contoh: Dia bukan menipu, tetapi ditipu (“me” dan “di-“ ditulis miring )
Yang saya maksudkan prestasi bukan prestise.
Buatlah kalimat-kalimat dengan kata berlepas tangan
Contoh: Dia bukan menipu, tetapi ditipu (“me” dan “di-“ ditulis miring )
Yang saya maksudkan prestasi bukan prestise.
Buatlah kalimat-kalimat dengan kata berlepas tangan
4. Penulisan Partikel dan Awalan
Dalam
menulis kata kata sesuai dengan pedoman Ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan perlu diperhatikan penulisan kta atau partikel yang dirangkai dan
yang tidak dirangkaikan.
Ada kata Awalan yang harus ditulis serangkai, yaitu adi –misalnya pada adidaya, adkuasa, adimarga, adibusana .
Ada kata Awalan yang harus ditulis serangkai, yaitu adi –misalnya pada adidaya, adkuasa, adimarga, adibusana .
5. Penulisan Bilangan
Bilangan ada yang harus ditulis dengan angka ada yang harus ditulis dengan huruf. Bilangan yang menunujukan tahun, jam, tanggal, nomor rumah, harus ditulis dengan angka.begitu juga bilangan yang digunakan untuk member nomor bab, subbab, atau bagian-bagian dari subbab .
Bilangan ada yang harus ditulis dengan angka ada yang harus ditulis dengan huruf. Bilangan yang menunujukan tahun, jam, tanggal, nomor rumah, harus ditulis dengan angka.begitu juga bilangan yang digunakan untuk member nomor bab, subbab, atau bagian-bagian dari subbab .
6. Tanda Baca Ada
bermacam-macam tanda baca/pungtuasi, seperti titik (.) koma (,), titik koma
(;) titik dua (:) , dan petik (“..”)
a.)
Tanda Titik (.)
titik dipakai untuk menandai berakhirnya kalimat.
titik dipakai untuk menandai berakhirnya kalimat.
b.)
Tanda Koma (,)
Koma digunakan untuk menandai adanya jeda atau kesanyapan antara dalam suatu kalimat.
Koma digunakan untuk menandai adanya jeda atau kesanyapan antara dalam suatu kalimat.
c.)
Titik Koma(;)
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara.
d.)
Titik dua (:)
Tanda ini dipakai pada akhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau perincian.
Tanda ini dipakai pada akhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau perincian.
e.)
Tanda Petik (“-“)
Contoh tanda petik : itu dia “pahlawan” kita datang.
Contoh tanda petik : itu dia “pahlawan” kita datang.
f.)
Tanda Hubung (-)
Tanda ini digunakan unutk menghubungkan kata-ata yang diulang seperti meja-meja, berjalan-jalan, buah-buahan.
Tanda ini digunakan unutk menghubungkan kata-ata yang diulang seperti meja-meja, berjalan-jalan, buah-buahan.
7. TANDA TANDA BACA
YANG LAIN
Tanda-tanda baca yang lain ialah tanda pisah (-), tanda elipis (…), tanda Tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung (), tanda kurung siku ([]), tanda garis miring (/) dan tanda penyingkat/apostrof (‘)
Contoh: Kemerdekaan bangsa itu- saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri
Tanda-tanda baca yang lain ialah tanda pisah (-), tanda elipis (…), tanda Tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung (), tanda kurung siku ([]), tanda garis miring (/) dan tanda penyingkat/apostrof (‘)
Contoh: Kemerdekaan bangsa itu- saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri