Excalibur Masih Pemula: April 2015

Friday, April 3, 2015

Rangkuman Bab 3 Bahasa Indonesia


NAMA : RIZKI SEPTA ANUGRAH
KELAS    : 2EB05
NPM      : 27213941

BAB III
UCAPAN DAN EJAAN
A.      Ucapan
Bahasa Indonesia  bagi sebagaian besar penutunnya adalah bahasa kedua, para penutur yang Berbahasa Indonesia, Bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa yang mereka kuasai Sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh itu Dapat berkenaan dengan semua aspek  ketatabahasaan.

a.       Ejaan
1. pengantar
Ejaan penting sekali artinya dalam kaitannya dengan pengunaan bahasa  Indonesia produktif tulis. Dalam tulis-menulis orang tidak hanya dituntut untuk dapat menyusun kalimat dengan baik, memilih kata yang tepat, melainkan juga mengeja kata kata dan kalimat tersebut sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam surat-surat Pribadi dan kalimat catatan harian misalnya, ketaatan dalam EYD tidak mutlak. Dalam karangan ilmiah, dalam makalah, dan dalam surat-surat perjanjian, kaidah ejaan harus betul betul ditaati

2. Penulisan huruf kapital 
Sudah kita ketahui bahwa huruf capital digunakan untuk mengamati kalimat yang baru. Di samping itu huruf capital digunakan sebagai huruf awal pada nama diri. Ucapan langsung juga diawali dengan kapital .
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama yang berhubungan dengan nama T uhan  dan K itab Suci. Untuk Tuhan kata gantinya pun ditulis dengan huruf kapital. 

Contoh : Semoga Dia tidak melupakan hamba-Nya
                Hanya Engkaulah yang kami sembah

Dalam katanya dengan nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau keagamaan, juga ditulis dengan huruf kapital .

Contoh: Nabi Ibrahim
               Haji Agus Salim
               Sultan Hasanudin
Tentu saja terpisah dari nama diri, dalam pengetian umum, huruf-huruf tersebut ditulis dengan huruf kecil.

Contoh:                Dia baru saja diangkat menjadi sultan

                                Tahun ini dia pergi naik haji.

Nama jabatan juga ditulis diawal dengan huruf kapital apabila dikaitkan dengan nama instansi atau nama daerah sebagai pengganti nama diri.
Contoh:                Gubernur DKI Jakarta
                             Rektor Univrsitas Gunadarma

Nama diri atau nama lembaga yang terdiri atas beberapa kata, kata-kata tersebut diawali dengan huruf kapital kecuali kata tersebut berupa kata tegas.

Contoh : Amir Hamzah, Halim Perdana K usuma, Sapardi Djoko Damono
Nama lembaga contohnya :   Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Kata kata yang harus digunakan dalam pengertian dalam khusus harus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata-kata dengan pengertian umum ditulis dengan huruf kecil. Kata presiden, gubernur, universitas, atau, fakultas misalnya, dalam pengertian umum ditulis dengan huruf kecil.

Contoh:   Suatu Negara yang berbentuk republic itu dikepalai oleh seseorang                    presiden.
Suatu provinsi dikepalai oleh seorang gubernur
Dalam pengertian khusus kata-kata tersebut diawali dengan huruf kapital.
Misalnya :            Presiden Republik Indonesia akan melawat ke luar negri.                                                                         
                             Ia diterima menjadi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gundarma Tahun                        
                             kuliah 2003/2004.

Nama diri yang kemudian menjadi nama jenis, tidak perlu ditulis dengan huruf capital.
Contoh :               Ayah membeli mesin diesel        
A dik gemar sekali pisang ambon        
Berapa harga seikat rambutan aceh?
Ibu membeli garam inggris.
Nama diri yang biasanya diawali huruf capital itu juga ditulis dengan huruf kecil apabila diapit dengan awalan atau akhiran.

Contoh :               Ucapan keingris-ingrisan.
b.      Huruf Tebal dan huruf Miring

Contoh:                                Tata Bahasa Baku Indonesia     
                              Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Contoh penulisan nama majalah:
                                Pengajaran Bahasa dan Sastra
                                Pembinaan Bahasa Indonesia
                                Hukum dan Keadilan
Judul naskah yang belum diterbitkan sebagai buku seperti naskah skripsi, tesis, atau Cukup dituis dalam tanda petik

Contoh :               “E jaan yang benar dalam bahasa Indonesia”
                                “F rase N ominal dalam bahasa Indonesia”
Judul-Judul tersebut kalau dicetak ditulis dengan huruf miring.
Contoh :               “Ejaan yang Benar dalam bahasa Indonesia “.
                                “Frase Bilangan dalam bahasa Indonesia”.

Judul Karangan yang dimuat dalam majah atau dalam buku kumpulan karangan, atau judul satu bab dari suatu buku yang harus ditulis dengan huruf miring. kalau diketik atau ditulis tangan di antara tanda petik.

Contoh:                Karangan Djoko Kencono yang berjudul “penyempurnaan Ejaan                                
                                Bahasa Indonesia” dimuat dalam buku bahasa dan kesustraan Indonesia            
                                 Sebagai cemin manusia Indonesia Baru.
Huruf miring juga dipergunakan untuk menegaskan atau menghususkan kata bagian kata atau kelomok kata.

Contoh:                                Dia bukan menipu, tetapi ditipu (“me” dan “di-“ ditulis miring )
                                Yang saya maksudkan prestasi bukan prestise.     
                                Buatlah kalimat-kalimat dengan kata berlepas tangan 

4. Penulisan Partikel dan Awalan
                Dalam menulis kata kata sesuai dengan pedoman Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan perlu diperhatikan penulisan kta atau partikel yang dirangkai dan yang tidak dirangkaikan.
                Ada kata Awalan yang harus ditulis serangkai, yaitu adi –misalnya pada adidaya, adkuasa, adimarga, adibusana .
5. Penulisan Bilangan
    Bilangan ada yang harus ditulis dengan angka ada yang harus ditulis dengan huruf. Bilangan yang menunujukan tahun, jam, tanggal, nomor rumah, harus ditulis dengan angka.begitu juga bilangan yang digunakan untuk member nomor bab, subbab, atau bagian-bagian dari subbab .    
6. Tanda Baca Ada bermacam-macam tanda baca/pungtuasi, seperti titik (.) koma (,), titik koma (;) titik dua (:) , dan petik (“..”)

a.)    Tanda Titik (.)
titik dipakai untuk menandai  berakhirnya kalimat.

b.)    Tanda Koma (,)
Koma digunakan untuk menandai adanya jeda atau kesanyapan antara dalam suatu kalimat.

c.)     Titik Koma(;)
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara.

d.)    Titik dua (:)
Tanda ini dipakai pada akhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau perincian.

e.)    Tanda Petik (“-“)
Contoh tanda petik : itu dia “pahlawan” kita datang.

f.)     Tanda Hubung (-)
Tanda ini digunakan unutk menghubungkan kata-ata yang diulang seperti meja-meja, berjalan-jalan, buah-buahan.


7. TANDA TANDA BACA YANG LAIN
               
Tanda-tanda baca yang lain ialah tanda pisah (-), tanda elipis (…), tanda Tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung (), tanda kurung siku ([]), tanda garis miring (/) dan tanda penyingkat/apostrof (‘)

Contoh: Kemerdekaan bangsa itu- saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri