BAB 13
“Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis”
NAMA:
RIZKI SEPTA ANUGRAH
KELAS: 1EB08
NPM: 27213941
KELAS: 1EB08
NPM: 27213941
1. Benturan
dengan Kepentingan Masyarakat
Benturan
kepentingan Transaksi Tertentu dan Transaksi Afiliasi merupakan hal yang sangat
sulit untuk dihindari. Transaksi seperti ini biasa dipraktekan dalam melakukan
transaksi bisnis dimana para pihak yang melakukan corporate actionmemiliki
benturan kepentingan atau mempunyai hubungan afiliasi. Meskipun pada prinsipnya
transaksi bisnis tersebut bertujuan untuk meminimalisir resiko, mempermudah
komunikasi atau melanggengkan hubungan bisnis para pihak yang telah terjalin,
namun potensi benturan kepentingan dan penyalahgunaan pihak terafiliasi dalam
suatu transaksi dapat merugikan para pemangku kepentingan tertentu atau
pemegang saham terutama pemegang saham minoritas.
Dalam kerangka Good
Corporate Governance, aspek transparansi dan keterbukaan dalam proses Transaksi
Afiliasi dan Transaksi Tertentu sangat diutamakan. Hal ini untuk melindungi
para pihak termasuk pemegang saham minoritas. Oleh karenanya, Bapepam selaku
regulator dan otoritas jasa keuangan telah memberlakukan ketentuan yang
cukup komprehensif tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
dan Transaksi Afiliasi. Namun prakteknya, pemahaman para pelaku usaha
tentang benturan kepentingan Transaksi Tertentu dan Transaksi Afiliasi masih
harus ditingkatkan. Hal ini sangat diperlukan karena menyangkut aspek keuangan,
hukum serta good corporate governance suatu perusahaan.
KLASIFIKASI
ASPEK PENDORONG TANGGUNG JAWAB SOSIAL
1.
Dorongan dari pihak luar
Yaitu
lingkungan masyarakat sekitar.
2.
Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri
Yaitu
sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa, dan karya yang ijut
mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.
2. Dorongan
Tanggung Jawab Sosial
Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan
tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis sebagai berikut :
1.
Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras,
zakeliyk (saklek), birokratik, dan otoriter. Hubungan yang kurang manusiawipun
kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar seperti pelanggan atapun
masyarakat umum.
Manfaat Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
a. Peningkatan moral kerja karyawan
yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
b. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut
memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen partisipatif.
c. Penurunan absen karyawan yang
disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan
baik.
d. Peningkatan mutu produksi
yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa kepercayaan diri karyawan.
e. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan
modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perushaan.
2. Ekologi dan Gerakan
Pelestarian Lingkungan
Ekologi yang menitikberatkan pada keseimbangan antara
manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi.
Contohnya maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industri perkayuan,
perburuan kuit ular yang diperuntukkan industri kerajinan kulit dan penangkapan
ikan menggunakan bahan peledak.
3. Penghematan Energi
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batu bara, minyak dan
gas telah banyak terjadi. Yang dapat disebut dengan sumber energi alternatif
diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin, air serta laut.
Namun di Indonesia sendiri pemanfaatan sumber energi alternatif masing jarang
di gunnakan.
4. Partisipasi
Pembangunan Bangsa
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan
sangat diperlukan karena akan membantu pemerintah menangani masalah
pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada
sebagai bentuk tanggung jawab sosial pada lingkungan sekitar perusahaan
beroperasi.
5. Gerakan Konsumerisme
Awal perkembangannya tahun 1960-an dinegara barat yang
berhasil memberlakukan undang–undang perlindungan konsumen yang meliputi beragam
aspek mulai dari perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian
ijin lisensi bagi para petugas reparasi alat rumah tangga.
Tujuan Dari Gerakan Konsumerisme
a. Memperoleh perhatian
dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek
bisnisnya.
b. Pelaksanaan strategi
advertensi/periklanan yang realistik dan mendidik serta tidak menyesatkan
masyarakat.
c. Diselenggarakan
panel–panel disuksi antara wakil konsumen dan produsen.
d. Pelayanan puma jual yang
lebih baik.
e. Berjalannya proses publik
relation (PR) yang lebih menitik beratkan pada kepuasan konsumen daripada
promosi semata.
3. Etika Bisnis
Merupakan penerapan secara langsung
tanggung jawab sosial dalam suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu
sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan
bisnis. Etika bisnis sangat di perlukan dalam menjalankan kelangsungan hidup
perusahaan karena jika suatu perusahaan tidak melaksanakan etika bisnis maka perjalanan
hidup perusahaan itu pun akan hancur sedikit demi sedikit bahkan ada yang
langsung tutup.
1. Hubungan Antara
Bisnis dengan Langganan/Konsumen
Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan
paling banyak ditemui. Karena dalam kenyataan yang ada produsen lah yang
membutuhkan konsumen bukan konsumen yang membutuhkan produsen, karena konsumen
merupakan aset berharga produsen.
2. Hubungan Dengan
Karyawan
Meliputi penerimaan, pelatihan, promosi, transfer, demosi
maupun pemberehentian (PHK). Semua itu tergantung dari kualitas masing-masing
tenaga kerja.
3. Hubungan Antar Bisnis
Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan , baik
perusahaan kolega , pesaing , penyalur , grosir , maupun distributor.
4. Hubungan Dengan
Investor
Pemberian informasi yang benar antar investor sangat berguna
untuk mengetahui info yang sedang up date.
5. Hubungan Dengan
Lembaga–Lembaga Keuangan
Merupakan hubungan yang bersifat financial , berkaitan
dengan penyusunan laporan keuangan dan perpajakan. Perusahaan yang baik selalu
melaporkan laporan keuangan yang benar kepada Dirjen Pajak.
4. Bentuk-Bentuk Tanggung
Jawab Sosial Suatu Bisnis
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab
sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
1. Pelaksanaan Hubungan
Industrialis Pancasila ( HIP )
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan
yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam
buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak
karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
2.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL )
“AMDAL di perlukan agar tanggung jawab mengenai lingkungan
yang bertujuan menjaga agar lingkungan tempat usah bebas dari limbah”.
3.
Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )
“keselamatan dan kesehatan tenga kerja sangat penting agar
kelangsungan produksi stabil”
Keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan
hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.
K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja
(zero accident).
4.
Perkebunan Inti rakyat ( PIR )
Pola
yang mengintergasikan kebun inti , kebun plasma , unit pengolahan , prasarana
jalan , fasilitas permungkimanan , petani plasma dan fasilitas sosial dalam
satu kesatuan ekonomi .
5.
Sistem Bapa Angkat – Anak Angkat
Sistem
ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai
mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.
SUMBER:
http://mithafilandari.blogspot.com/2013/01/tugas-pengantar-bisnis-bab-13.html
http://mithafilandari.blogspot.com/2013/01/tugas-pengantar-bisnis-bab-13.html
No comments:
Post a Comment